Minggu, 04 Maret 2012

"KAU, IBU"

Di tirai pagi kubersandar pada dinding kesedihan, di senandung alam kuberbaring pada rajutan kerinduan

Sekilas terbayang didalam pikir sesakku, tentang kau yang nyata selalu mendampingi kemana langkahku, selalu menjagaku sekalipun kau kecewa padaku, kau ajari aku hidup dari derita yang kau tanggung sejak aku masih menyatu dalam tubuhmu, kau ajari aku bahagia seperti bahagia awalmu ketika melihat aku menangis dalam pangkuan pertamamu sekalipun Tuhan telah gariskan aku untuk terlahir tanpa kasih sayang lelaki hidupmu, dan baru sangat ku sadari aku hanya memiliki dirimu.
Waktu terus berlalu begitu cepat, tanpa ku sadari telah banyak tingkah ku yang mengecewakan hatimu walau tak pernah kau ungkapkan. Telah banyak air mata yang kau keluarkan untuk menyesali didikanmu padaku. Sering aku menduakanmu dengan seorang yang belum pasti menjadi imamku kelak, sering aku membohongimu demi sebuah kesenangan semata, sering aku melawanmu tanpa berpikir betapa sayang dan pedulinya kau padaku, sering aku menggerutu karena aturan-aturanmu tanpa ku pikir itulah caramu menjagaku, sering aku merasa risih ketika kau menyuruhku agar cepat pulang sewaktu aku bermain-main dengan teman-temanku tanpa kupikirkan betapa khawatirnya kau padaku, sering aku mengabaikan nasihatmu ketika setan-setan merasuki pikiran sehatku tanpa ku pikir bagaimana perasaanmu jika kau tau aku seperti ini, tanpa ku sadari kau telah banyak menderita karena aku.
Teringat waktu ketika aku menangis ingin menyusu disaat kau tengah kerepotan, ketika aku berteriak-teriak meminta jajan disaat kau tak punya uang, ketika hari pertamaku sekolah aku memaksamu menungguku sampai usai disaat kau tengah sibuk bekerja, ketika aku ingin kau membacakan cerita pengantar disaat kau ingin tertidur karena lelah, ketika aku berbicara seolah kau tak tau apapun tentang aku, ketika aku mulai melawan semua katamu, ketika aku mulai menyimpang dari harapanmu, ketika aku berbohong padamu, ketika aku mengabaikanmu, ketika aku marah padamu karena aku tak seperti mereka, ketika aku mematikan handphoneku karena tak ingin kau menggangguku dan teringat ketika kau tau semua itu kau SELALU ADA sekalipun ku tau kau akan menangis.

Ibu ..
Hingga kini ku sadari tak ada yang lebih berharga dalam hidup ini kecuali merasakan kasih sayangmu yang begitu besar, sekalipun aku tak pernah tau tentang kasih sayang seorang ayah. Kau adalah malaikat yang Tuhan utus untuk menjagaku dalam lelapku, kau adalah cahaya sesungguhnya yang Tuhan berikan untuk menerangi ketiadaan arahku, kau adalah jalan yang Tuhan tunjukan ketika aku tersesat jalan kau adalah segalanya dan aku hidup karenamu.
Jangan pernah menangis karena kecewamu padaku, tapi menangislah karena bangga mu padaku. Ibu, hidup kita memang pahit jika kita rasakan, tapi percayalah Tuhan telah punya rencana yang indah untukmu di surga-Nya itu. Aku sangat mencintaimu, lebih dari nyawa aku sekalipun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar