Dunia
sepakbola Indonesia kerap berurusan dengan sejumlah masalah. Mulai dari gelar
pertandingan yang diprotes oleh sejumlah klub, sampai kepengurusan yang terus
dirongrong oleh sejumlah pengurus daerah PSSI. Tadi malam, di Jakarta , Puluhan
pengurus Pengda PSSI berkumpul menggelar rapat akbar di sebuah hotel. Hasilnya
Kongres Luar Biasa untuk menurunkan pengurus PSSI era Djohar Arifin akan
digelar maksimal Maret tahun depan. Benarkah ini merupakan serangan balik
kubu yang tak puas dengan pengurus sekarang? Berikut perbincangan bersama salah
satu anggota Exco PSSI, La Nyalla Mattalitti
Apa
alasan gelar rapat?
Jadi
hasil pertemuan tadi malam, itu dihadiri oleh 27 Pemprov 452 klub. Jadi
hasilnya membentuk Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia, Komite Penyelamat
Sepakbola Indonesia ini diberi tugas untuk menyerahkan kepada PSSI agar
melaksanakan KLB, selambat-lambatnya tanggal 23 Desember PSSI harus menjawab.
Kalau PSSI tidak mau menjawab, akan diambil alih secara otomatis oleh Komite
Penyelamat Sepakbola Indonesia melaksanakan KLB yang diberi waktu paling lambat
tanggal 30 Maret.
Artinya
ini merupakan dukungan atau suara mayoritas dari anggota PSSI?
Iya,
sudah lebih dari dua pertiga. PSSI itu kurang lebih 580, sedangkan ini yang
menyatakan mendukung KLB itu 452 klub dan itu saya yakin akan bertambah lagi
karena kemarin itu sangat mendadak sekali, jadi tidak semudah yang kita
bayangkan yang di pelosok-pelosok itu.
Jadi
kalau dari representatif pertemuan yang digelar oleh pengurus PSSI lain di
Semarang ini masih kalah kuat dengan suara yang ada di Jakarta semalam?
Yang
di Semarang itu yang diundang seluruh Pemprov, tapi yang hadir hanya tertulis,
itu 14 Pemprov. Tapi saya punya orang di sana, dia tulis bahwa Jawa Timur
hadir, Jawa Barat hadir semua itu bohong, tidak ada dari Jawa Timur, tidak ada
dari Jawa Barat atau dari lain-lain. Disitu yang hadir hanya dua Pemprov, Ketua
Sulut dan Ketua Sumut, yang lain hanya dihadiri hanya oleh sekretaris dan
banyak perwakilan-perwakilan. Tapi yang datang tadi malam, itu seluruh
stakeholder yang ada itu semua hadir mulai dari wasit, sepakbola wanita,
kemudian dari klub-klub seluruh Indonesia itu hadir. Jadi kalau dianggap bahwa
yang di Semarang itu legal, terus yang disini ilegal, terserah mereka saja.
Jadi
meski sebagian pengurus PSSI bilang bahwa rapat akbar tidak dikenal dalam
mekanisme PSSI selama ini dan sebagainya itu bisa diabaikan oleh anda?
Tidak
ada urusan itu, yang penting yang hadir disini adalah stakeholder sepakbola
Indonesia, semua klub hadir.
Tetap
masalahnya masih dualisme kompetisi atau mungkin ada hal-hal lain yang
disampaikan juga oleh Pemprov?
Kalau
saya, soal dualisme kompetisi itu soal yang sepele. Lebih fatal itu adalah
bahwa saudara ketua umum tidak mau menjalankan hasil keputusan kongres Bali,
ini yang lebih parah. Kalau dari awalnya saja dia tidak mau menjalankan hasil
keputusan kongres Bali, bagaimana dia mau menjalankan yang lain-lainnya. Coba
bayangkan, dulu LPI dilarang oleh PSSI, kemudian LPI dibubarkan, kemudian
dimasukan ke dalam PSSI. Didalam PSSI akhirnya mereka semua yang mau
mengacak-acak PSSI, semua diubah macam-macam mulai dari 18 menjadi 24, kemudian
dia memasukan Persema, Persibo yang sudah pernah dipecat oleh PSSI. Belum
pernah diampuni didalam kongres kemudian dimasukan ke dalam kasta tertinggi,
kemudian Bontang FC ini sudah dihukum didegradasi pada saat kompetisi tahun
lalu, kemudian dinaikkan lagi tanpa melalui kompetisi yang sah, ini sama saja
dia dikasih hadiah.
Jadi
sudah banyak dosa-dosanya?
Mulai
pertama dia sudah banyak dosanya. Mulai dia pecat Riedl, kemudian dia menunjuk
saudara Limbong sebagai penanggung jawab timnas, padahal Limbong ini dia Ketua
Komisi Disiplin.
Apakah
itu artinya komite penyelamat yang anda bilang ini akan segera menyampaikan apa
yang dihasilkan semalam kepada pengurus atau Ketua Umum PSSI?
Iya
pasti itu. Hari ini sudah dibawa semua bukti-buktinya pendukung KLB kepada kantor
PSSI untuk diserahkan. Karena waktunya hanya sampai pada 23 Desember, PSSI
harus menjawab mau melaksanakan atau tidak.
Bagaimana
kedepannya hubungan dengan AFC karena PSSI ini dianggap sebagai lembaga
sepakbola yang sah di Indonesia?
Kita
tidak usah takut. Tidak usah khawatir soal itu, saya jamin itu karena yang
meminta ini dua pertiga klub, jadi tidak usah takut. Dulu waktu zaman mereka
mau mendongkel Nurdin Halid juga ditakut-takuti seperti yang anda bayangkan
sekarang, buktinya juga bisa, sama dengan kondisi sekarang. Jadi kita tidak
usah khawatir, kalau ini lebih parah dari yang kemarin.
Kalaupun
akan ada kongres nanti, jagoan dari mayoritas itu ingin mengusung siapa?
Kalau
saya tidak masuk ke dalam soal figure siapa yang mau diusung. Tapi yang pasti
saya hanya concern kepada meluruskan dulu statuta yang sudah dibelok-belokan
kemana-mana, kemudian saya hanya ingin Johar Arifin ini kembali kepada jalan
yang benar. Sudah beberapa kali kita ajak dia kepada jalan yang benar, tapi dia
tetap tidak mau. Tapi kalau diluar dia ekspos kepada media, koran semua dia
mengatakan kita ayo duduk sama-sama, kita bicarakan, tapi semua itu bullshit,
tidak ada itu. Setiap saya datang ke sana mau ketemu dia menghilang, Pemprov
datang dua kali dia tidak mau temui, saya buat surat rapat exco supaya
dirapatkan karena ini banyak sekali masalah dia tidak mau, dia menghindar.
Artinya
PSSI sendiri tidak membuka jalan untuk berkomunikasi?
Iya.
Jadi hanya ekspos di koran saja, seolah-olah kita diajak bicara tapi nyatanya
tidak.
Menentukan tema, pokok pikiran dan uaraian artikel
Tema : kongres luar biasa
untuk mengakhiri kepemimpinan djohar arifin di pssi
Pokok-pokok pikiran : - Kongres Luar Biasa untuk menurunkan
pengurus PSSI era Djohar Arifin
-
Dualisme kompetisi ditubuh PSSI
Uraian :
Puluhan
pengurus Pengda PSSI berkumpul menggelar rapat akbar di sebuah hotel. Hasilnya
Kongres Luar Biasa untuk menurunkan pengurus PSSI era Djohar Arifin akan
digelar maksimal Maret tahun depan.
Lebih
fatal itu adalah bahwa saudara ketua umum tidak mau menjalankan hasil keputusan
kongres Bali, ini yang lebih parah. Kalau dari awalnya saja dia tidak mau
menjalankan hasil keputusan kongres Bali, bagaimana dia mau menjalankan yang
lain-lainnya. Coba bayangkan, dulu LPI dilarang oleh PSSI, kemudian LPI
dibubarkan, kemudian dimasukan ke dalam PSSI. Didalam PSSI akhirnya mereka
semua yang mau mengacak-acak PSSI, semua diubah macam-macam mulai dari 18
menjadi 24, kemudian dia memasukan Persema, Persibo yang sudah pernah dipecat
oleh PSSI. Belum pernah diampuni didalam kongres kemudian dimasukan ke dalam
kasta tertinggi, kemudian Bontang FC ini sudah dihukum didegradasi pada saat
kompetisi tahun lalu, kemudian dinaikkan lagi tanpa melalui kompetisi yang sah,
ini sama saja dia dikasih hadiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar